TAHUKAH ANDA SIAPA SEBENARNYA MUSTAFA KEMAL ATTATURK?
Tulisan ini diterbitkan lagi bermula dari berita tentang kunjungan Presiden
Jokowidodo ke makam seorang yang dianggap oleh sebagian besar orang bahkan
muslim sendiri sebagai pahlawan revolusi Turki, Mustafa Kemal Attaturk.
Seperti yang dilansir dalam republika.co.id, Presiden jokowidodo dan ibu
negara bersama para menteri mengantarkan karangan bunga berwarna merah putih
untuk diletakkan ke makam Attaturk.
Disini kami tidak mempersoalkan kunjungan Presiden ke makam Attaturk,
karena seseorang sah sah saja untuk melihat kuburan orang lain, agar kita sadar
bahwa kita juga pasti akan mati.
Disini kami hanya akan menjawab pertanyaan mengapa Attaturk sangat dihargai
oleh banyak kalangan bahkan diberi gelar Ghazi (Pembela Kebenaran) termasuk
Presiden RI dengan membawakan karangan bunga. Benarkah Attaturk seorang
pahlawan ?
Simak Sejarah Berikut.
Penulisan sejarah biasanya berkaitan erat dengan siapa yang menjadi
penguasa di zaman sejarah tersebut dibuat. Sebagai contoh sederhana, di zaman
Soeharto berkuasa, ia menciptakan sejarah tentang jasa-jasanya menyelamatkan
bangsa dan negara dari kudeta. Namun di zaman reformasi, banyak pakar sejarah
yang berusaha merevisi ulang semua dogma tersebut.
Contoh lain adalah nama Mustafa Kemal Attaturk. Dalam sejarah dunia dia
dianggap sebagai bapak pembaharu Turki modern yang namanya begitu harum sebagai
peletak tonggak sekulerisme Turki. Namun bila kita jeli melihat sejarah dalam
sudut pandang yang lain, Attaturk adalah orang Yahudi yang menyamar jadi muslim
untuk menghancurkan Islam dari dalam. Dialah orang yang mengabolisi Khilafah
Islam dibubarkan pada 3 Maret 1924. Dia adalah pengkhianat sekaligus pecundang.
Terjagalnya Khilafah tanpa daya pada bulan 28 Rajab 1342 H bertepatan
dengan 3 Maret 1924 M bukanlah terjadi dengan sekejap mata. Sebagaimana
kebaikan yang perlu proses untuk terjadinya, keburukan pun demikian,
membutuhkan proses. Mustafa Kemal Ataturk menjagal Khilafah juga bukan proses
sekejap, perlu proses yang panjang. Proses itu dimulai ketika pada awal abad
ke-19 M kaum muslimin mulai meninggalkan al-Qur`an dan as-Sunnah untuk
memecahkan masalah-masalah mereka, dan tertarik dengan ideologi Liberal yang
menggiurkan nafsu manusia.
Liberalisasi di Eropa Barat
Setelah mengalami Renaisance abad ke-15 M, masyarakat Eropa Barat
bersepakat untuk memisahkan agama dari kehidupan alias menganut faham
sekulerisme. Sekulerisme ini dikristalkan oleh John Locke filosof Inggris
menjadi ideologi Liberal, sebuah ideologi yang menempatkan manusia bebas dari
ikatan apa pun, baik ikatan agama ataupun selain agama. Liberal dalam beragama,
berekonomi, liberal berpolitik, seksualitas, liberal dalam segala hal. Ideologi
inilah yang akan menghantarkan Barat kepada kebangkitannya, walau kebangkitan
yang semu.
Semangat Liberalisme ini mendorong pecahnya Revolusi Perancis tahun 1789
yang mengusung jargon ”Liberte, Egalite, dan Fraternite”. Revolusi Perancis
berhasil menjauhkan agama dalam hal ini gereja dari masyarakat, negara maupun
politik. Di awal abad ke-19 M, Perancis muncul menjadi paling kuat dan maju, menjadi
negara nomor satu di dunia di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.
Khilafah Turki Utsmani Melirik Liberalisme
Sementara itu, Khilafah Turki Utsmani masih mengalami kemandegan berpikir
akibat terhentinya ijtihad dan mulai melirik ideologi Liberal yang sedang
berkembang pesat di Eropa Barat. Kemajuan teknologi akibat revolusi Industri
telah menyilaukan mata, sehingga tidak bisa membedakan mana teknologi yang bisa
diambil dari bangsa manapun, dan mana peradaban yang harus disaring.
Tahun 1828 di masa Sultan Mahmud II, pemikiran dan sistem
sekuler mulai merasuk ke tubuh khilafah. Tahun 1876 M Gerakan Turki Muda yang
tergila-gila dengan ideologi liberal berhasil memaksa Sultan Abdul
Hamid II menerima Konstitusi 1876, sebuah konstitusi sekuler. Sejak
itu, tanda-tanda keruntuhan Khilafah mulai di depan mata. Sekeliling khalifah
sudah dipadati dengan orang-orang yang berideologi sekuler liberal, yang
dipimpin oleh Perdana Mentrinya sendiri, Midhat Pasya si
pemabok.
Mustafa Lahir
Pada kondisi Khilafah sedang sakit ideologi inilah Mustafa Kemal Atatürk
yang akan menjadi penjagal Khilafah dilahirkan. Tepatnya tanggal 12 Maret 1881. Nama aslinya
Mustafa. Ia dilahirkan di Salonika (sekarang di Yunani). Saat itu
Yunani berada di dalam wilayah Khilafah Turki Utsmani. Ayah Mustafa
bernama Ali Riza yang meninggal saat putranya
berumur 7 tahun. Ibu Mustafa bernama Zubeyde Hanim, seorang muslimah
taat yang berharap Mustafa menjadi ulama yang faqih.
Namun Mustafa berbeda pendirian. Ia menjadi remaja pemberontak melawan
segala bentuk peraturan. Ia kasar, dan kurang ajar pada gurunya. Di depan
kawannya, ia sangat arogan dan penyendiri.
Akhirnya pada usia dua belas tahun Mustafa dimasukkan ke akademi militer di
Salonika. Ia ikut seleksi dan lulus jadi kadet.
Di militer, nampaknya Mustafa menemukan dunianya. Ia mampu menunjukkan
prestasi akademik yang bagus, sehingga salah satu pelajar menjulukinya “Kemal”
yang berarti kesempurnaan. Sejak itu ia panggil Mustafa Kemal.
Mustafa Dicekoki Ideologi Liberal
Pada usia 14 tahun, Mustafa Kemal pindah ke sebuah akademi di Monastir.
Saat-saat liburannya di Salonika, Mustafa Kemal senang berkunjung ke
tempat-tempat hiburan Eropa dimana para wanita tidak mengenakan cadar,
menyanyi, berdansa, dan duduk di meja bersama laki-laki. Mustafa Kemal senang
minum-minuman keras.
Dalam pergaulan, Mustafa Kemal banyak bersandar pada teman-temannya para
pendeta Macedonia yang sengaja ”menangkapnya”. Para pendeta Macedonia inilah
yang mengajarkan dasar-dasar bahasa Perancis bersama seorang teman Mustafa dari
Macedonia yang bernamaFethi. Keduanya diajari buku-buku karya
pemikir-pemikir liberal seperti Voltaire, Rousseau,Thomas
Hobbes, dan John Stuart Mill, serta buku-buku lainnya. Hingga
akhirnya, Mustafa mengarang syair yang mendengung-dengungkan nasionalisme dan
berpidato di depan akademi militer. Mustafa berbicara kepada mereka tentang
kerusakan sultan sebelum dia berumur 20 tahun.
Mustafa Kemal kemudian ditempatkan di Istambul. Di sana dia menjadi
pengunjung rutin rumahMadame Corinne, seorang janda Italia yang hidup di
Pera, sebuah distrik kota yang telah mengalami Westernisasi. Ia pun hanyut
dalam minum-minuman keras, bermain judi, dan bersenang-senang dengan musik.
Setelah mencapai nilai tertinggi dalam ujian akhir, Mustafa lulus dengan
gelar kehormatan padaJanuari 1905 sebagai kapten.
Mustafa menjadi atase militer di Sofia.
Saat itu, Mustafa Kemal bergabung dengan perkumpulan mahasiswa nasionalis,
yang dikenal sebagai Vatan (yang artinya
Tanah Air). Para anggotanya menganggap dirinya kelompok revolusioner yang
menentang pemerintahan Sultan
Abdul Hamid II, yang memberangus segala pemikiran “liberal” yang merongrong pemerintahan
Islam. Kelompok ini selalu menyalahkan Islam yang dianggap membuat Turki
terbelakang dan terus-terusan menyebarkan kebencian terhadap syari’at yang
dianggap kolot, serta menjadikan ajaran-ajaran sufi sebagai tertawaan.
Anggotanya bersumpah melengserkan sultan dan menggantinya dengan sistem pemerintahan
Barat dengan konstitusi dan parlemen, menghancurkan
otoritas para ulama, menghapus jilbabdan kerudung, serta
mendeklarasikan kesetaraan gender. Tak lama bergabung, Mustafa Kemal menjadi
pemimpinnya.
Mustafa diundang untuk menghadiri salah satu pertemuan di sebagian
rumah-rumah orang Yahudi yang memiliki kewarganegaraan Italia dan
organisasi-organisasi Freemasonry Italia. Turki Muda menjadikan perlindungan
yang diberikan kepada Yahudi ini sebagai tameng. Mereka mendapat bantuan
finansial dalam jumlah yang sangat besar dari berbagai pihak.
Tahun 1908 M Kaum nasionalis sekuler, Turki Muda, melakukan revolusi.
Revolusi ini dalam rangka merongrong Sultan Abdul Hamid II yang menentang
konstitusi 1876 yang sekuler dan selalu menyerukan kembali ke Syari’at Islam.
Pema’zulan Sultan Abdul Hamid II
Akhirnya pada tanggal 26 April 1909 M Turki Muda yang berkomplot dengan
Syaikhul Islam,Mohammad Dia’ uddin Afandi, berhasil memberhentikan
Sultan Abdul Hamid II, seorang khalifah yang saleh dan lembut. Sejak saat itu
Khilafah Utsmaniyah dikuasai kaum nasionalis Turki.
Setelah pemberhentian Sultan Abdul Hamid II banyak orang mulai menulis buku
baik berbahasa Inggris, Arab maupun Turki, yang memfitnah dan menyerang Sultan
Abdul Hamid II. Mereka memfitnah Sultan Abdul Hamid II sebagai orang yang
menjadikan Daulah Utsmani tenggelam semakin dalam dan menampilkan Turki Muda
sebagai pahlawan.
Dalam buku-buku sejarah Indonesia yang ditulis oleh kaum sekuler, Gerakan
Turki Muda ini disebut-sebut sebagai gerakan untuk mencapai perbaikan nasib
menentang Sultan Abdul Hamid II yang mereka sebut sebagai Kaum Kolot. Gerakan
Turki Muda ini dianggap sebagai pemicu pergerakan nasionalis sekuler di
Indonesia.
Setelah Sultan Abdul Hamid II diberhentikan, tahun 1909 M Sultan
Muhammad Risyadmenggantikannya sebagai Khalifah Turki Utsmani. Namun
pemerintahannya sebenarnya sudah tidak berarti karena dibawah perintah Turki
Muda.
Di tubuh Turki Muda sendiri terjadi perpecahan. Mustafa Kemal akhirnya
meninggalkan Turki Muda dan kembali menekuni kemiliteran 10 tahun berikutnya
seperti sebelumnya. Berkat pribadi keras dan kecerdasannya, ia merengkuh banyak
kekuasaan politik. Ia habiskan malam dengan mengadakan rapat rahasia untuk
merencanakan makar, yang diharapkan menghasilkan kekuasaan absolut baginya.
Khilafah Turki Utsmani Terseret Perang Dunia I
Tahun 1914 Pecah Perang Dunia Pertama. Jerman yang menguasai minyak di Irak
dan mengancam sumber minyak Inggris di Iran dan Jazirah Arab, dengan kekuatan
besar berambisi menguasai dunia. Inggris, Perancis dan Rusia pun bersekutu
mengumumkan perang melawan Jerman. Selain beraliansi dengan Austria, Jerman
membujuk Khilafah Turki Utsmani untuk ikut Perang Dunia I melawan Sekutu.
Tahun 1918 Jerman dan Austria- Hungaria dituntut meletakkan senjata. Maka
berakhirlah Perang Dunia I. Kemenangan akhirnya ada di pihak Sekutu. Setelah
Rusia keluar dari persekutuan dan AS kembali ke politik isolasinya, tinggallah
Inggris dan Perancis membagi-bagi wilayah Khilafah Utsmani.
Ketika Inggris menduduki Istambul, ibukota Khilafah Utsmaniyah Mustafa
Kemal melarikan diri ke Anatolia, tempat ia memulai perjuangan untuk pembebasan
Turki. Kebiasaan berzina diteruskan Kemal pada para wanita pemburu cinta, yang
berkeliaran di sekitar garnisun.
Mustafa Kemal Menjadi Pahlawan Boneka
Untuk mengakhiri Khilafah Utsmani hingga ke akar-akarnya Barat membuat
skenario busuk namun licin. Mereka akan melahirkan seorang pahlawan boneka yang
bisa dijadikan partner pasukan sekutu. Pahlawan ini akan menjadi harapan umat
Islam yang sedang dilanda keputusasaan. Pilihan mereka jatuh kepada Mustafa
Kemal.
Intelijen-intelijen Inggris berhasil menemukan ”impian mereka” yang telah
lama didambakan dalam pribadi Mustafa Kemal, seorang yang memiliki watak
diktator. Hubungan antara intelijen Inggris dan Kemal dilakukan melalui
perantaraan seorang intelijen bernama Amstrong yang memiliki hubungan
dekat dengan Kemal.
Skenario ini dilaksanakan. Di akhir Perang
Dunia I Mustafa Kemal memimpin pasukan pertahanan Turki melawan Pasukan
Sekutu Eropa dan Yunani yang menguasai Izmir. Mustafa Kemal mendengungkan
spirit Jihad di Turki, mengangkat al-Qur`an dan membuat orang-orang Inggris
menarik diri tanpa terjadi bentrokan senjata apa pun.
Tanpa mengalami banyak kesulitan, Mustafa Kemal berhasil menguasai beberapa
tempat strategis. Dunia Islam menyambutnya dengan penuh antusias dan memberinya
gelar ”ghazi” (panglima perang yang gagah dan tanpa tanding). Saat Yunani kalah
dan Turki menang, rakyat mabuk kemenangan, dan memuja Mustafa Kemal sebagai
sang Penyelamat. Ia digelari Pembela Kebenaran. Berbagai pengakuan para
diplomat asing makin meneguhkan kedudukannya sebagai pahlawan Turki melawan
Barat. Para khatib menyambutnya dengan sangat hangat. Para penyair memujinya.
Ahmad Syauqi, misalnya dalam sebuah awal baitnya menyejajarkan Mustafa Kemal
dengan Khalid bin Walid si pedang Allah dengan syairnya.
”Allahu Akbar, betapa banyak penaklukan yang demikian mengagumkan wahai
Khalid Turki, perbaharuilah kepahlawanan Khalid Arab!”
Ya, sebuah skenario jahat yang luar biasa sukses!
Sekarang Mustafa Kemal menjadi seorang panglima militer yang memiliki
kedudukan Banyak wanita yang memujanya dengan mengenakan foto Kemal dalam
locket di lehernya. Sebagai pembebas negaranya, Mustafa kemal sudah
terbiasa tidur dengan para wanita yang mau dan bernafsu.
Hingga tahun 1919 M Mustafa Kemal masih bersandiwara. Untuk menutupi
kebenciannya kepada Islam dan untuk meraih simpati rakyat Khilafah. Ketika dia
berhasil menang atas Yunani di Ankara, ia berbicara di hadapan publik, ”Sesungguhnya
semua rencana akan diambil tidak dimaksudkan kecuali untuk melindungi
kesultanan dan khilafah serta pembebasan sultan dan negeri ini dari perbudakan
orang-orang asing.”
Mustafa Mulai Membuka Topeng
Bulan April 1920 Mustafa Kemal membentuk dan memimpin Majelis Nasional
Agung Turki yang berpusat di Ankara.
Tahun 1922 kaum nasionalis sekuler Turki makin merajela. Sultan Mehmet VI Vahdettin(Wahiduddin) dijatuhkan.
Kelompok nasionalis ini membuat kekuasaan Khalifah ditiadakan pada tanggal 1
November 1922.
Mulailah Mustafa Kemal menampakkan kebenciannya kepada Islam. Pada tanggal
19 November 1922 melalui Majelis Nasional Turki di Ankara, Mustafa Kemal
mengangkat Abdul Majid II menjadi Khalifah menggantikan
Muhammad Wahiduddin yang melarikan diri. Sultan Abdul Majid ini sebenarnya hanya khalifah boneka yang sama sekali tidak memiliki kekuasaaan apa-apa.
Pada tanggal 29 Oktober 1923 kaum nasionalis
sekuler Turki memproklamirkan berdirinya Republik Turki dengan Mustafa Kemal
sebagai presidennya.
Tidak lama berkuasa, ia menyatakan tegas bahwa ia akan menghancurkan puing
reruntuhan Islam dalam kehidupan bangsa Turki. Hanya dengan mengeliminasi
segala hal berbau Islam, Turki bisa ‘maju’ menjadi bangsa modern yang
dihormati. Tanpa ragu Kemal menyerang Islam dan pilarnya.
Pernikahan Mustafa Kemal
Mustafa Kemal akhirnya menikah juga. Ia menikah dengan Latife Usakligil.anak perempuanUshakizade
Muammer, seorang Smyrna yang kaya dan berminat pada perkapalan dan
perdagangan intgernasional. Meskipun Latife orang turki yang berkulit zaitun
dan memiliki mata gelap dan besar, namun ia telah belajar ilmu hukum di Eropa
dan berbahasa Perancis seperti wanita Perancis. Mereka menikah di rumah ayah
Latife dengan gaya Eropa sebagai upaya untuk menghapuskan adat-adat yang
Islami. Dalam perkawinan Islam, pengantin laki-laki dan perempuan tidak boleh
saling bertemu sampai setelah upacara akad nikah selesai. Namun, Kemal dan Latife
melanggar tradisi dan mengucapkan janji setia mereka sambil duduk di atas
bangku.
Setelah itu Kemal mengajak istrinya melakukan perjalanan bulan madu, dengan
memanfaatkan isterinya sebagai contoh dalam kampanyenya untuk menggalakkan
emansipasi terhadap wanita Turki. ”Itulah cara untuk memperlakukan seorang
wanita,” katanya, dengan menunjuk Latife yang berdiri di sampingnya dengan
mengenakan celana. Memamerkan isteri barunya dengan cara yang tidak lazim
semacam itu menyulut kemarahan bagi kalangan Islam yang mereka sebut
tradisionalis di antara lawan-lawan politiknya, khususnya ketika Latife tampil
mengenakan gaun pendek yang mempertontonkan bagian-bagian tubuh secara terbuka
pada berbagai acara pesta besar.
Tahun 1340 H/ 1923 M Mustafa Kemal menandatangani perjanjian dengan
negara-negara Barat yang dikenal dengan nama Perjanjian Luzan (lausane).
Perjanjian itu mewajibkan Turki menerima beberapa syarat yang dikenal dengan
nama syarat Karzun (Curzon) yang empat. Karzun adalah
ketua delegasi Inggris dalam pertemuan Luzan. Empat syarat itu:
- Pemutusan
Turki dari semua hal yang berhubungan dengan Islam.
- Penghapusan
Khilafah Islam untuk selama-lamanya.
- Mengeluarkan
Khalifah dan para pendukung Khilafah dan Islam dari negeri Turki serta
mengambali harta khalifah.
- Mengadopsi
undang-undang sipil sebagai pengganti undang-undang Turki yang lama.
Mustafa Menjagal Khilafah
Dan tanggal 3 Maret 1924 Mustafa Kemal pun memulai proses penjagalan
Khilafah yang tanpa daya. Ia memanggil semua anggota Majelis Nasional untuk
mengadakan pertemuan. Malam-malam sebelumnya, Mustafa Kemal berusaha membungkam
suara penentangnya dengan mengancam dengan hukuman mati bagi para pengkritik
pendapatnya. Mustafa Kemal mengusulkan pada Majelis Nasional proyek pembubaran
khilafah yang dia sebut sebagai ”bisul sejak Abad Pertengahan” untuk selamanya
dan mendirikan negara Turki sekuler. Keputusan pun diambil tanpa perdebatan.
Keputusan mencakup pembuangan Khalifah pada hari berikutnya ke Swiss. Maka obor
khilafah pun padam, di tangan Mustafa Kemal.
Berita Pembubaran Khilafah ini memunculkan kegundahan di seluruh dunia
Islam. Karena bagaimana pun selama ini Istambul merupakan lambang kekuatan
politik bagi dunia Islam. Penyair Syauqi yang sebelumnya
memuji Mustafa Kemal, meratap sedih atas peristiwa yang terjadi. Di
Indonesia,.kelompok modernis, seperti al-Irsyad, Muhammadiyah, Persis, Sarekat
Islam dan Kelompok tradisi yang nantinya mendirikan Nahdhatul Ulama bersepakat
untuk menegakkan kembali khilafah. Mereka membentuk Komite Khilafah
tanggal 4 Oktober 1924 di Surabaya dengan ketua Wondosudirdjo dari
Sarekat Islam dan wakil ketua K.H. Abdul Wahab Hasbullah tokoh
pendiri Nahdhatul Ulama sebagai utusan dalam kongres Khilafah di Mesir.
Mustafa Mengubur Peradaban Islam
Sementara itu di Turki, setelah sukses menjagal Khilafah, mulailah Mustafa
Kemal mengubur peradaban Islam dari bumi Turki.
Tahun 1925 M/ 1344 H masjid-masjid ditutup dan pemerintah memberangus semua
gerakan keagamaan dengan segala kebengisannya..
Tahun itu juga, Latife yang minta diperlakukan dan dihormati sebagaimana
mestinya seorang istri, dengan kasar diceraikan oleh Mustafa Kemal dan
diusirnya.
Setelah bercerai, Mustafa menjadi lelaki tak tahu malu dan tak mengenal
batas. Ia menjadi peminum berat dan tak bisa lepas dari miras. Sejumlah lelaki
muda tampan, istri, dan putri pendukungnyapun menjadi objek pemuas syahwat dan
korban agresi vital nafsunya, sampai ia menderita penyakit kelamin.
Sementara itu, gemuruh kaum oposisi Turki mulai menderu. Gemuruh itu
akhirnya meledak pada 1926, ketika suku Kurdi gunung melancarkan pemberontakan
bersenjata melawan rezim Kemalis. Mustafa Kemal tak buang waktu. Seluruh suku
Kurdistan di Turki dibinasakan dengan bengis, desa dibakar, ternak dan hasil
panen dihancurkan, perempuan dan anak-anak diperkosa dan dibantai. 46 kepala
suku Kurdi digantung di depan umum. Dan terakhir, mengeksekusi Syekh Said,
pemimpin suku Kurdi.
Tahun 1926/ 1345 M Syariah Islam diganti dengan hukum sipil yang diadopsi
dari hukum Swiss.
Tahun itu juga Penanggalan Hijriyah diganti dengan penanggalan masehi
sehingga angka tahun 1345 H dihapus di seluruh Turki dan diganti dengan 1926 M.
Tahun 1928 M/ 1347 H Teks undang-undang menghapus Turki sebagai
pemerintahan Islam. Teks sumpah yang diucapkan para pejabat pemerintah saat dilantik
yang sebelumnya bersumpah dengan nama Allah diganti dengan hanya mengucapkan
”Dengan kehormatan mereka, mereka akan menunaikan kewajiban.”
Tanggal 1 November 1928 dibuat UU tentang pengambilan
dan penerapan alfabet (Latin) serta pelarangan
tulisan Arab.
Tahun 1929 M/ 1348 H. Pemerintah mulai mewajibkan secara paksa untuk
menggunakan huruf-huruf latin dalam penulisan bahasa Turki sebagai ganti huruf
Arab yang dipakai sebelumnya. Pengajaran bahasa Arab dan Persia dihapuskan dari
seluruh fakultas. Buku-buku yang terlanjur dicetak dalam huruf Arab diekspor ke
Mesir, Persia dan India. Pemerintah Turki ingin memutus hubungan Turki dengan
masa lalu keislaman mereka, juga memutus hubungan Turki dengan kaum muslimin di
seluruh negeri Arab dan negeri Islam lainnya.
Tahun 1931-1932 M/ 1350-1351 H pemerintah membatasi jumlah masjid. Mustafa
Kemal terus mencerca masjid-masjid. Dia menutup masjid utama di Istambul dan
mengubah Masjid Aya Shofia menjadi museum, sedang Masjid al-Fatih dijadikan
gudang!
1933 M/ 1352 H Fakultas Syariah di Universitas Istambul ditutup.
Pemerintah juga menghapus pendidikan agama di sekolah-sekolah khusus.
Mustafa Kemal meniupkan ruh nasionalisme ke tengah-tengah bangsa Turki
dengan selalu mendengung-dengungkan. ”Sesungguhnya Turki adalah pemilik
peradaban yang paling tua di dunia. Sudah tiba saatnya kini untuk diambil
kembali dan menggantikan peradaban Islam.”
Tahun itu juga Mustafa Kemal melalui Majelis Nasional (National Assembly)
kemudian menyandangkan gelar Ataturk pada dirinya, yang berarti Bapak
orang-orang Turki.
Mustafa Kemal Ataturk memerintahkan penerjemahan al-Qur`an ke dalam bahasa
Turki, sehingga kehilangan makna-maknanya dan cita rasa bahasanya. Puncaknya,
dia memerintahkan agar adzan dilakukan dengan menggunakan bahasa Turki!
Pemerintah memerintahkan kaum wanita untuk menanggalkan jilbab dan
membiarkan mereka berkeliaran dimana-mana tanpa mengenakan jilbab. Pemerintah
juga menghapuskan kepemimpinan kaum lelaki atas wanita dengan semboyan demi
kebebasan dan kesetaraan jender. Pemerintah mendorong diselenggarakannya
pesta-pesta tari dan drama-drama yang menggabungkan lelaki dan perempuan.
Tahun 1935 M Pemerintah Turki mengubah hari libur resmi Jumat menjadi hari
Minggu yang dimulai Sabtu Zhuhur hingga Senin pagi.
Pengaruh Mustafa Kemal ke Dunia Islam
Langkah-langkah yang diambil Mustafa Kemal ini memiliki dampak yang luas di
Mesir, Afghanistan, Iran, India dan Turkistan serta kawasan dunia Islam lainnya,
termasuk Indonesia. Langkah-langkah ini memberi peluang bagi kalangan yang
menyeru pada westernisasi dengan menjadikan Turki sebagai teladan utama
saat menyatakan tentang kemajuan dan kebangkitan. Media-media yang orientasinya
memusuhi Islam menyambut gembira apa yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk.
Media-media itu menyebarkan apa yang dikatakan oleh Ataturk dengan ungkapannya,
”Turki baru, sama sekali tidak memiliki hubungan apa pun dengan agama.” Atau,
saat lain ia memegang al-Qur`an di tangannya dan dengan congkaknya menyatakan,
”Sesungguhnya kemajuan bangsa-bangsa tidak mungkin dilakukan dengan menerapkan
hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang telah berlalu beberapa abad lamanya.”
Na’udzubillahi min dzalik!
Mustafa Kemal yang telah murtad ini selalu berkoar di mimbar-mimbar agar
rakyat Turki meniru apa yang ada di Barat Salibis dan mengajak pada kebebasan
yang berbau kekufuran bagi kalangan wanita Turki. Mustafa mengajak pada
degradasi akhlak dengan anggapan bahwa minum minuman keras, judi dan perzinahan
tak lain sebagai gambaran dari tingginya peradaban dan kemajuan.
Setelah menghukum mati teman-teman yang dulu seperjuangan dengannya, kini
Mustafa Kemal jadi diktator absolut bagi Turki sekuler.
Kematian Mustafa Kemal
Tahun 1938 M, kesehatan Mustafa Kemal Ataturk memburuk, dan meninggal dunia
pada tanggal 10
November 1938/ 1356 H dalam kondisi
terkena penyakit pengerasan hati (cirrhosis) akibat kecanduan alkohol.
Demikianlah, akhir hayat seorang diktator sekuler liberal penjagal
Khilafah. Mustafa Kemal Ataturk la’natullah ’alaihi.
Demikianlah, walau Mustafa Kemal Ataturk telah binasa, namun kader-kader
dan pendukungnya di berbagai negeri, termasuk di Indonesia masih banyak.
Sejarah tentang Mustafa Kemal Ataturk banyak yang disembunyikan dan
diputarbalikan. Mustafa Kemal Ataturk ditulis sebagai seorang pahlawan, dan
sebaliknya Khilafah yang ia jagal digambarkan dengan gambaran yang sangat
kelam. Tugas kita semua meluruskan penyimpangan sejarah ini, agar anak cucu
kita tak salah menilai siapa Mustafa Kemal Ataturk ini. Amin.
*) Oleh : Umar Abdullah, Penulis Naskah VCD Sejarah Daulah Khilafah
Islamiyah, VCD Sejarah Pornografi, Erotisme dan Seks Bebas, dan buku
Kapitalisme, The Satanic Ideology
Sumber Bacaan:
- Bangkit
dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Ali Muhammad Ash-Shalabi. (ad-Daulah
al-‘Utsmaaniyyah ‘awaamilut tahwidh wa asbaabus suquuth. Maktabah
Al-Iman). Pustaka al-Kautsar. Jakarta. 2003.
- Konspirasi Barat Meruntuhkan Khilafah Islam. Abdul Qadim Zallum.
(TerjemahanHow The Khilafah Destroyed. Khilafah Publication.
London). Al-Izzah. Bangil. 2001.
- Para Pengkhianat. Maryam Jameelah.
(Terjemahan Traitrors of Islam in Islam and Modernism. www.khilafah.org). 2003. Pustaka Thariqul
Izzah. Bogor. 2003.
- Rahasia
Kehidupan Seksual Para Diktator Besar. Nigel Cawthorne. (Terjemahan Sex Lives
of The Great Dictators. Carlton Books. London). Penerbit Alas
Publishing. Yogyakarta. 2007
- Sejarah
Para Khalifah. Hepi
Andi Bastoni. Pustaka al-Kautsar. Jakarta. 2008.
- www.wikipedia.org
- www.globalmuslim.web.id
No comments