MENATA HATI
Oleh : KH. Hafidz Abdurrahman
Saya kemarin, Selasa, 4 Juli 2017 sowan ke guru saya, KH Ihya' Ulumuddin di PP Nurul Haromain, Pujon, Malang. Setiap sowan kepada beliau, banyak pelajaran saya dapatkan
Di pagi yang masih sepi itu, beliau bercerita bagaimana Abuya, Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki, Mufti Makkah, guru dan murabbi ruh (pembimbing spirirual) beliau mendidik beliau. Cerita bagaimana PP Nurul Haromain yang saat ini berkembang dengan santri dan murid ribuan tak lepas dari restu Abuya
Beliau bercerita mulai dari penentuan tempat, yang saat itu sudah mau dibayar, akhirnya tidak jadi. Padahal tempatnya strategis, di tengah kota Batu dan mempunyai kebun apel yang bisa dijadikan sumber pemasukan pesantren. Tapi, dibatalkan oleh Abuya, Sayyid Muhammad, hanya karena salah ucap "Apakah kamu bersandar kepada apel? Bukan kepada Tuhan pembuat apel?" Tanya Abuya kepada beliau. Akhirnya Abuya putuskan, "Tidak. Kalau begitu, kita batalkan transaksi ini." Abuya ingin, agar beliau tidak salah hatinya. Ini yang ditanamkan Abuya kepada beliau
Itulah pelajaran menata hati, kejernihan iman dan keyakinan, serta sandaran hanya kepada Allah. Kisah lain, mengapa beliau tidak mau pakai imamah (sorban di kepala), bahkan sampai sebutan "Ustadz" atau "Kyai" pun tak luput dari perhatian Abuya
Saat Abuya tahu beliau dipanggil "Ustadz" sempat ditegur oleh Abuya, "Anta Ustadz? (Kamu Ustadz?), tidak. Kamu tetaplah murid." Allah Akbar, begitulah Abuya mendidik muridnya tetap tawadhu', menata dan menjaga hatinya, agar tidak boleh sombong, atau ada yang lain selain Allah
Beliau menuturkan hadits tentang orang kaya yang suka infaq, orang alim yang menuntut ilmu dan berjasa mengajari umat, dan mujahid yang berjihad, yang kelak di akhirat mereka semua disebut oleh Allah bohong, karena sesungguhnya semuanya itu bukan untuk Allah, tapi untuk disebut manusia sebagai orang yang suka berinfak, agar disebut berilmu, agar disebut kesatria, dan sebagainya
Hadits ini sering diulang-ulang kepada muridnya agar meluruskan hati mereka, agar hati dan amal mereka tetap hanya untuk Allah, bukan karena manusia atau yang lain
No comments