NAFSU BERKUASA
![]() |
Sumber Gambar : caknun.com |
Oleh : Ust. Felix Siauw
Dua hal yang bisa dilakukan agar bisa berkuasa kembali, jegal siapapun yang tak setuju denganmu, dan buat dirimu terksesan sehebat-hebatnya, paling pintar, paling salih
Pasangan dua hal diatas, tutupi kekuranganmu dengan polesan pencitraan dan buat yang berseberangan denganmu seolah monster, yang harus ditakuti lebih dari apapun
Nafsu berkuasa memang tak ada matinya, apalagi pada mereka yang merasa dunia ini selama-lamanya, dan tak ada hitungan di akhiratnya, yang fana itu segala-galanya
Ini yang coba dilakukan oleh rezim saat ini, pengurusan pada rakyat diabaikan, sementara asing dirangkul, aset negara dijual, para kapitalis diberikan kesempatan seluasnya
Lalu siapa yang tak nyaman? Pastinya mereka yang memahami Islam, karena Islam adalah musuh abadi kedzaliman, Muslim sejati pasti tak akan diam dihadapan kemunkaran
Penguasa sekarang memahami betul, bahwa hanya Islam yang dapat menghentikan ketidakadilan yang mereka lakukan. Islam-lah yang menjadi ruh pecinta kebenaran dan keadilan
Islam yang menjadi dasar bagi penolakan terhadap pemimpin kafir, penguasaan ummat oleh asing lewat ekonomi, penjajahan gaya baru lewat pemikiran, ekonomi dan budaya
Islam juga menjadi alasan bagi ummat menolak LGBT, legalisasi prostitusi, dan segala hal yang dapat membahayakan aqidah dan perusakan akhlak generasi muda
Tapi penguasa dan partai-partainya punya visi berbeda, mereka ingin kebebasan dalam semua hal. Liberalisasi agama dan ekonomi, agama tak usah jadi dasar hidup
Maka mulailah mereka menebar label bagi para aktivis dan gerakan Islam yang ingin menghentikan kedzaliman mereka itu. Intoleran, anti-NKRI, anti-Pancasila, apapun itu
Siapapun yang menolak apa yang mereka kampanyekan, tak akan selamat dari monsterisasi dan stigma buruk. Yang mendukung mereka, diangkat bak dewa
Sadarkah kita kemana penguasa sekarang menuju? Pada keadaan yang mereka inginkan, bahwa Islam tak boleh jadi dasar berpikir dan beraktivitas bagi ummat
Tapi mereka lupa, tak hanya 2 faktor itu jadi penentu. Bagi yang beriman, mereka tak perlu mencitrakan hebat diri mereka atau kampanye hitam, karena yang beriman punya Allah.
Dua hal yang bisa dilakukan agar bisa berkuasa kembali, jegal siapapun yang tak setuju denganmu, dan buat dirimu terksesan sehebat-hebatnya, paling pintar, paling salih
Pasangan dua hal diatas, tutupi kekuranganmu dengan polesan pencitraan dan buat yang berseberangan denganmu seolah monster, yang harus ditakuti lebih dari apapun
Nafsu berkuasa memang tak ada matinya, apalagi pada mereka yang merasa dunia ini selama-lamanya, dan tak ada hitungan di akhiratnya, yang fana itu segala-galanya
Ini yang coba dilakukan oleh rezim saat ini, pengurusan pada rakyat diabaikan, sementara asing dirangkul, aset negara dijual, para kapitalis diberikan kesempatan seluasnya
Lalu siapa yang tak nyaman? Pastinya mereka yang memahami Islam, karena Islam adalah musuh abadi kedzaliman, Muslim sejati pasti tak akan diam dihadapan kemunkaran
Penguasa sekarang memahami betul, bahwa hanya Islam yang dapat menghentikan ketidakadilan yang mereka lakukan. Islam-lah yang menjadi ruh pecinta kebenaran dan keadilan
Islam yang menjadi dasar bagi penolakan terhadap pemimpin kafir, penguasaan ummat oleh asing lewat ekonomi, penjajahan gaya baru lewat pemikiran, ekonomi dan budaya
Islam juga menjadi alasan bagi ummat menolak LGBT, legalisasi prostitusi, dan segala hal yang dapat membahayakan aqidah dan perusakan akhlak generasi muda
Tapi penguasa dan partai-partainya punya visi berbeda, mereka ingin kebebasan dalam semua hal. Liberalisasi agama dan ekonomi, agama tak usah jadi dasar hidup
Maka mulailah mereka menebar label bagi para aktivis dan gerakan Islam yang ingin menghentikan kedzaliman mereka itu. Intoleran, anti-NKRI, anti-Pancasila, apapun itu
Siapapun yang menolak apa yang mereka kampanyekan, tak akan selamat dari monsterisasi dan stigma buruk. Yang mendukung mereka, diangkat bak dewa
Sadarkah kita kemana penguasa sekarang menuju? Pada keadaan yang mereka inginkan, bahwa Islam tak boleh jadi dasar berpikir dan beraktivitas bagi ummat
Tapi mereka lupa, tak hanya 2 faktor itu jadi penentu. Bagi yang beriman, mereka tak perlu mencitrakan hebat diri mereka atau kampanye hitam, karena yang beriman punya Allah.
No comments